Pokok Anggur yang Benar
daniel.tanamal Official Writer
Di Israel, perkebunan anggur menjadi kebanggaan seluruh warganya. Dalam Perjanjian Lama dikatakan: “Telah
Kauambil pohon anggur dari Mesir, telah Kauhalau bangsa-bangsa, lalu Kautanam
pohon itu. Engkau telah menyediakan tempat bagi dia, maka berakarlah ia
dalam-dalam dan memenuhi negeri; gunung-gunung terlindungi oleh
bayang-bayangnya,” (Mazmur 80:9-11a).
Tuhan mengambil perumpamaan pokok anggur dengan arti rohani yang luas, berbicara tentang semua orang percaya. Dia berkata, “Setiap ranting padaKu yang tidak berbuah, dipotongNya dan setiap
ranting yang berbuah, dibersihkanNya, supaya ia lebih banyak berbuah.”
(Yohanes 15:2). Dari ayat ini kita ketahui bahwa ‘pembersihan’ merupakan metode
yang Allah kerjakan untuk merangsang pertumbuhan setiap ranting, sehingga pada
saatnya dapat menghasilkanj buah secara produktif. ‘Ranting-ranting’ itu
berbicara tentang kita sebagai orang Kristen. Ketika dibersihkan kita akan merasakan
sakit dan tidak enak, namun kita harus beajar bekerja sama dalam proses
pembersihan tangan Ilahi ini apabila kita ingin menghasilkan buah seperti
Kristus.
Dari perumpamaan ini kita memperoleh pelajaran penting:
1. Tuhan Yesus adalah pokok
anggur yang benar. Jadi, apabila kita memiliki pokok anggur lain bisa
dipastikan kualitasnya tidak sebaik pokok anggur yang benar itu, dan tak mungkin ia akan mengeluarkan ranting berbuah baik pula. Tuhan menekankan Akulah, sebab di luar Dia tidak ada kehidupan. Ini mengacu kepada perkataanNya, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang
datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6).
2. Bapa adalah pengusahanya.
Berhasil tidaknya suatu perkebunan anggur sangat bergantung sepenuhnya pada
keahlian pengusahanya. Ranting-ranting memerlukan sentuhan tangan kasih Bapa
agar menghasilkan buah yang lebat. Bapalah yang pertama mengambil tindakan kasih itu dengan cara “...mengaruniakan
AnakNya yang tunggul, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16).
Baca juga :
Anggur, Mukjizat dan Kemuliaan
Kirbat Baru Untuk Anggur
Anggur Yang Dimurnikan
Setiap ranting tidak dapat dipisahkan dari pokok, begitu
pula pokok memerlukan ranting-ranting untuk menghasilkan buah. Ranting-ranting
diciptakan hanya untuk satu tujuan yaitu menghasilkan buah yang berasal dari
pokok. Jadi, sumber kehidupan ranting-ranting itu adalah dari pokok.
Ranting-ranting tidak akan berarti apa-apa dan tak memiliki suatu apa pun bila
ia terpisah dari pokoknya. Ranting-ranting sepenuhnya tergantung pada pokoknya, “...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat
apa-apa.” (Yohanes 15:5b). Begitu pula kita, di luar Kristus kita tak berarti dan tak dapat berbuat apa-apa.
3. Buah-buah yang dihasikan
haruslah sejalan dengan karakter Allah seperti yang tertulis dalam ayat nas di
atas yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan,
kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.
Tujuan utama hidup kita sebagai ranting-ranting ialah menghasilkan buah bagi
pokok itu. Inilah satu-satunya cara menyenangkan hati Allah. Ranting-ranting
yang melekat dan bersatu dengan pokoknya bukannya boleh sekedar sanggup berbuah, tapi harus
berbuah. Bila tidak berbuah kita akan ‘dipotongNya’. Apalagi bila kita tidak
‘tinggal’ di dalam pokok, kita akan dibuang, dicampakkan ke dalam api dan
dibakar. Betapa sengsaranya bila seseorang tercampak ke dalam api karena
padanya tidak ada harapan lagi untuk melepaskan diri dari penghukuman kekal
ini.
Berbuah banyak adalah cara memuliakan Allah. Pengusaha kebun anggur pasti bersukacita bila ranting-anting berbuah lebat. “Dalam
hal inilah BapaKu dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan
demikian kamu adalah murid-muridKu.” (ayat 8). Bagaimana
membuktikan bahwa seseorang adalah murid Kristus? Ia pastilah berbuah-buah
kebenaran dan harus dapat membuktikan bahwa buah itu berasal dari Roh Kudus.
Bila buah-buah itu bertentangan dengan kategori ini maka sudah jelas bukan berasal dari Kristus. “Jikalau
suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu
katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu
dikenal.” (Matius 12:33).
Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan!
Apakah kamu diberkati dengan artikel di atas? Yuk dukung Jawaban.com untuk menjadi berkat bagi Indonesia dengan donasi hanya Rp.100.000,- saja! KLIK DISINI SEKARANG.
Sumber : Renungan Harian Air Hidup
Halaman :
1